Senin, 02 April 2012

tidaklah mudah jalan itu untuk di rentas (Inilah Kisah itu...)

inilah kisahku..
tidak lain ingin berbagi kebahagian menikah di jalan sunnah itu indah
hingga ana tak dapat menguntaikan syukur kepada Allaah azza wa jalla


berawal dari perkenalan yang tak sengaja,,
waktu itu.. di hari minggu yang cerah seperti biasa Ta'lim akhowat,
sebelum datang ustadz biasa ana suka ngumpul ke Ummahat yang datang..
ana termasuk dekat dengan salah satu Ummahat (Mbak K) yang mana sebelumnya Mbak K ini yang menghantarkan ana ke majelis Ta'lim ini.
perkenalan ana dengan Mbak K berawal dari pertemanan yang berujung penyesalan dengan seorang Ikhwan yang meskipun telah berjasa mengenalkan ana dengan Manhaj Salaf, tapi meski demikian hal ini tetap salah, hingga Alhamdulillah masing-masing di antara kami menyadarinya, terakhir ana mendengar dia sudah walimah dari orangtuanya (Alhamdulillaah,, baarokallaahu laakuma), sampai akhirnya juga ana memutuskan untuk tidak berhubungan juga dengan orangtuanya karena Mudhorotnya lebih banyak.
kembali ke kisah,,
entah kenapa tiba-tiba mbak K mengenalkan ana dengan seorang Ummahat kerinci, yang ternyata sedang mencari seorang akhwat yang rupanya untuk di ajak proses,, ana benar-benar deg-degan ketika hal itu terjadi kepada ana.. karna ana belum pernah merasakan proses syar'i ini.
perasaan waktu itu kacau,, hingga ketika Ustadz datang bersama Ammah (Zaujatuk) ana menanyakan ikhwan yang dimaksud tadi, yang ana tahu namanya Ilham ikhwan kerinci ta'lim dengan ustadz juga. amah bilang nanti habis ta'lim ditanyakan sama ustadz..
waktu yang di tunggu tiba, sehabis ta'lim amah menghampiri ana, beliau-hafidzhahullaah- mengatakan ustadz mengenal dia, dia orangnya baik. Setalah amah berkaata demikian, ana menghampiri Mbak K dan Ummahat tadi dan ana mengatakan ana setuju di nadzhor. Mbak k lalu menghubungi suaminya dan jadilah mereka wasilah ana waktu itu. dan Ummahat bersama suaminya menjadi wasilah Ikhwan itu.
kesepakatan waktu itu, hari kedua idul Adha, dia datang bersama keluarganya kerumah, sebagai gambaran keluarga ana awam masalah agama, perasaan bercampur baur takut keluarga marah.
sebelum shalat Id, ana menyampaikan masalah akan datangnya seorang ikhwan bersama keluarganya. mungkin fikir orangtua sudah tau maksud ana kali ya..
dan waktu itu datang....
......
......
ana tidak sanggup rasanya bertemu...
tapi harus dihadapi..
ana sembunyi di balik dinding (yang bisa melihat ana waktu itu dia dan ayah ana).
Proses Nadzor dimulai.......
ayah mulai menanyakan ina inu...
dan keluarganyapun bertanya inu inu..
dan giliran ana memandangnya,, (masyaAllah........)

setelah proses itu,, besoknya,, ana mendapat sms ikhwannya menanyakan minta mahar apa dari dia...
Subhanallaah, berarti dia setuju untuk khitbah.. dan ana menghubungi wasilah mengatakan ana menerima ajakan ikhwan ini untuk Khitbah..
kembali kepermasalahan orangtua ana, tidak mudah dan sangat tidak mudah menjelaskan Sunnah dan Orang-orangnya..
apalagi ayah ana terbersit tentang orang cela cingkrang,, jenggotan itu sukanya pergi-pergi suka tinggalkan istri berminggu minggu...teroris dan lain sebagainya..
dan ketika Nadzhor itu dilaksanakan ana dalam keadaan sedang menghadapi sidang akhir.
sudaaaah sekali menjelaskan kepada orangtua, yang mana juga mereka tidak mudah menerima proses seperti ini..
dan akhirnya, Allah meluluhkan hati mereka -hafidhzakumullaah wa hadanakumullaah wa iyyak- perjanjian, selesai ujian boleh melangsungkan Walimahnya.
Dan hari itu datang.........
MasyaAllah....
Jauzi... setelah akad engkau mengajakku sholat dua raka'at sebagai syukur kepada Allah.. lalu kau mendoakan ku.. memegang ubun-ubunku.. dan mengatakan sepucuk Nasehat untukku...
inikah rasanya pernikahan itu?? indaaah........
dan kini, bulan demi bulan menikah..
sungguh... dan sungguh cinta itu semakin melekat dengan berlalunya waktu..

back to basic,, ana sampai detik ini merasakan indahnya Manhhaj baru sekitar 5 tahunan,, dan sangatlah tidak mudah untuk mengarungi biduk dengan seorang suami yang begitu memegang Sunnah di Hidupnya..

dan sangatlah tidak suka kalau seandainya ana mulai menunjukkan sifat jahiliyyah ana dulu tapi dengan nasehat yang halus, dan itu sangat mengena ke diri ana..
ana tidak boleh ini, tidak boleh itu,, duh kalau difikir hawa nafsu ini sangat berat..
tapi itulah baiknya Allaahu Robbi,, menghadirkan sesosok laki-laki yang selalu menasehati ana.....
hari makin hari mulai belajar bagaimana menjadi seorang istri yang sholehah,, dan entahlah sampai kapan bisa pantas menyandang pridikat itu..
yang jelas,, ana sangat bersyukur menikah di jalan Sunnah ini, mendapatkan seorang suami yang cukup mengerti dengan Sunnah ini..
dan kini berharap Allah azza wa jalla,, memberikan kami amanah yaitu si buah hati,, sebagaimana keinginan kami untuk segera menimangnya.......
Allaahu Yassir,, Aamiin

Indah sunnguh menikah di jalan Sunnah,,, 



*** jazaakumullaahu khoiron jazaa buat ummahat yang sudah membantu ana mewujudkan pernikahan ini,, Al afwu minkum jika ada dalam proses ini membuat hati ataupun perasaan tersakiti atau terluka.. sungguh tidak ada maksud apa-apa,, sungguh jalan ini sangat butuh perjuangan dan tidak lepas dari pertolongan Allah Subhanallaahu wa Ta'ala....

3 komentar:

  1. masya Allah,,,
    ana terharu membca yg pertamax kak, uhibbukifillah.....
    ana bahagia sekarang kk sdh bahagia dengan pasangan hidup kk yg Allah pilihkan untuk kk... al afwu minki.....

    BalasHapus
  2. Salam kenal dari ummu fatih, ana di pangkal pinang, anti kenal ummu rofiif jember kah? Anti aslinya mana ukhty?

    BalasHapus
  3. waaah indah banget mbaak, jadi iri >.<

    BalasHapus

Ahlan wa Sahlan...jazakallah khoyran...