Senin, 26 Januari 2009

Akhlak Dalam Tertawa dan Bercanda

Dari Anas diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki yang datang menjumpai Nabi Shallallahu’alaihi wasallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, bawalah aku berjalan-jalan.” Beliau berkata: “Kami akan membawamu berjalan-jalan menaiki anak unta.” Lelaki itu menukas: “Apa yang bisa kuperbuat dengan anak unta?” “Bukankah setiap unta adalah anak ibunya?” Ujar beliau (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam”Sunan”-nya dalam kitab “Al-Adab”-92 bab Riwayat Tentang Bersenda Gurau Hadits No.3998 (V:270) dan dishahihkan ole Al-Albani)

Dari Shuhaib diriwayatkan bahwa ia berkata: “Aku pernah menemui Nabi Shallallahu’alaihiwasallam. Ketika itu di hadapan beliau ada roti dan kurma. “Sini mendekatlah dan makanlah.” Beliau menawarkan. Akupun mulai memakan kurma tersebut. Tiba-tiba Nabi Shallallahu’alaihiwasallam menjawab: “Lho, kamu kok makan kurma, bukankah kamu sakit mata?” Aku menjawab: “Iya . Tetapi aku memakannya lewat mata yang sebelahnya.” Beliaupun tersenyum.(Dihasankan oleh Al-Albani dalam “Shahih Sunan Ibnu Majah”II:253 No.2776)
Dari Usaid bin Hudhair diriwayatkan bahwa ia berkata: “Ketika Shuhaib sedang berbincang dengan sekelompok orang (ia dikenal suka bercanda), ia menuturkan cerita yang lucu, maka Nabi menohok pinggangnya (dengan tongkat). Ia kontan berkata: “Coba aku balas engkau ya Rasulullah!” Beliau menanggapi: “Balaslah.” Lelaki itu menukas: “Tetapi Anda memakai gamis, sedangkan saya tidak memakai gamis.” Maka Nabi menyingkapkan gamisnya. Tetapi tak dinyana, ternyata Shuhaib justru memeluk beliau dan menciumi kulit perutnya, sambil berkata: “Sesungguhnya yang kumaui tidak lain adalah ini wahai Rasulullah.” (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam “Sunan”-nya dalam kitab “Al-Adab”-160, bab Mencium Tubuh (Nabi) hadits No.5223 dan dishahihkan oleh Al-Albani ["Shahih Abi Dawud" III:980 No.4352])
Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa ia berkata: “Orang-orang bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah Anda juga mengajak kami bercanda?” Beliau menjawab: “Iya, cuma aku hanya mengatakan sesuatu apa adanya (tanpa berdusta).” (Dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dalam bab-bab kitab “Al-Birr wash Shillah”-57 bab Riwayat Tentang Senda Gurau 1991, dan beliau berkomentar: “Hadits ini hasan shahih.”)
Jarir menuturkan: “Setiap kali Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam melihatku, beliau pasti tersenyum.” (Al-Bukhari dan Muslim)
Sumber : Aina Nahnu Min Akhlaaqis Salaf, Abdul Azis bin Nashir Al-Jalil Baha’uddien ‘Aqiel, Edisi Indonesia “Panduan Akhlak Salaf” alih bahasa : Abu Umar Basyir Al-Medani

0 komentar:

Posting Komentar

Ahlan wa Sahlan...jazakallah khoyran...